Tuesday, 6 May 2014


SEJARAH TEKSTIL DI ZAMAN BATU

Tekstil berasal dari bahasa Latin textilis atau bahasa Prancis texere yang artinya menenun. Tekstil dibuat dari serat, baik yang alami atau yang buatan. Serat alami berasal dari tanaman, binatang, atau mineral. Dibandingkan dengan hewan atau mineral, tanaman menyediakan lebih banyak serat. Selain wol, serat hewan adalah serat sutera. Meski wol terbanyak dihasilkan oleh biri-biri, namun bulu keluarga unta dan kambing pun bisa dimanfaatkan. Serat mineral alami untuk tekstil adalah asbestos, sejenis batuan.

Sejak kapan manusia mengenal tekstil? Diduga, tekstil ada sejak zaman Neolitikum atau Batu Baru (8000-2000 SM). Penemuan alat tenun, misalnya gelondong benang atau alat tenun batu, membuktikan adanya proses pemintalan dan penenunan di zaman itu.
Saat orang mulai tinggal di kota, tekstil makin banyak dibuat dari beragam serat. Sayangnya hanya sedikit bukti tenunan di zaman peradaban kuno yang ditemukan, misalnya dari Mesir dan Peru. Di Mesir ditemukan tenun lena yang berusia 6.000-7.000 tahun dan kain dengan pola-pola tertentu yang dibuat dengan teknik tapestri abad XV SM. Sedangkan di Peru, temuan berupa katun dan wol bulu llama.

Di tahun 5000 SM masyarakat Mesir dinilai sudah terampil menenun kain lena dari rami halus. Selain berdasarkan penemuan berupa secarik kain lena halus, pendapat itu didukung oleh temuan sejumlah mumi dari tahun 2500 SM yang terbungkus kain lena bermutu sebaik produk sekarang.

Ternyata, pada tahun 3000 SM masyarakat lembah Sungai Indus, kini wilayah Pakistan dan India bagian barat, telah menggunakan katun kapas. Bahkan konon, di saat yang bersamaan masyarakat di Amerika telah mengolah kain sejenis itu. Sedangkan masyarakat Cina sejak sekitar tahun 2700 SM telah mengusahakan ulat sutera, selain mengembangkan alat tenun khusus untuk serat sutera. Perkiraan ini didukung temuan potongan kecil sutera tenun berbordir menempel di patung perunggu dari Dinasti Shang (1523-1028 SM).

Penyebaran tekstil dari timur ke barat dimulai tahun 300 SM saat balatentara Iskandar Agung membawa pulang ke Eropa benda-benda katun dari wilayah Pakistan. Mereka lantas mengembangkan perdagangan kain secara besar-besaran dengan mengimpor pakaian wol dari Inggris, Gaul (kini Prancis), dan Spanyol, kain lena dari Mesir; Katun dari India; serta sutera dari Cina dan Persia (kini Iran). Sayangnya sedikit sekali tekstil yang bertahan dari masa Kekaisaran Romawi di Barat dan Dinasti Han (202 SM – 220) di Timur.


TEKSTIL DAN FABRIK DI MALAYSIA

Tekstil adalah satu industri yang besar dan mempunyai scope yang luas. Ianya melibatkan banyak industri. Bukan hanya dalam bidang pakaian (Fesyen) sahaja bahkan banyak lagi bidang- bidang lain. Contohnya yang paling senang untuk dilihat adalah "carpet" yang banyak digunakan sebagai pelapik lantai. Banyak lagi bahan tekstil ini diguna pakai dalam bidang automotif, decoration, furnishing, garment, construction, space (pakaian angkasa) dan sebagainya lagi.

Sebenarnya di Malaysia, Tekstil adalah material yang paling sinonim dengan penduduknya. Yang dimaksudkan adalah pakaian, belbagai pakaian dan jenis material digunakan untuk mencorakan sesuatu design didalam masayrakat kita. Pakaian juga dipakai oleh semua kaum dengan cara mereka tersendiri. Persoalanya, adakah mereka tahu apakah sebenarnya material yang mereka sedang pakai. Sayangnya mereka tidak menyedari dan tidak mahu ambil tahu semua itu. Jikalau mereka tahu kepentinganya, sudah pasti mereka akan rasa bertapa pentingnya Tekstil dalam kehidupan seharian.



dunia tekstil segalanya ada disini.....



















1 comment:

  1. Very Informative blog thank you for sharing. Keep sharing.

    Best software training institute in Chennai. Make your career development the best by learning software courses.

    devops training in chennai
    best msbi training institute in chennai
    php training in chennai

    ReplyDelete